DI BALIK KEDUKAAN
- Ayu Tresna

- Apr 25, 2024
- 2 min read
Updated: Apr 26, 2024
Buat saya kesedihan atas kehilangan orang yang kita sayangi adalah pengalaman yang paling sulit di hadapi. Mengapa? Karena kesedihan yang datang secara tiba tiba dengan tingkat kesedihan yang tidak terduga. Pada saat perpisahan / perceraian, luka yang dirasakan pada kebanyakan orang adalah membaik seiring waktu, time helps a lot, tidak demikian pada kesedihan akibat kematian. Bahkan setelah sebulan misalnya, bisa dirasakan lebih sedih dari hari hari awal keamtian terjadi. Munculnya kesedihan itu pun tidak terduga duga, apabila biasanya dirasakan sedih dipagi hari setelah berdoa, kesedihan dapat timbul secara tiba tiba hanya kita melewati coffee shop yang almarhum/almarhumah sukai. Kesedihan muncul pada saat melihat alat alat masak beliau di dapur, atau tiba tiba teringat penyeselan kenapa tidak berjumpa lebih sering, atau merawat lebih telaten.
Saya merasakan kunci dari process pemulihan adalah: Surrender. Bagaimana kita Ikhlas menjalani kesedihan sebagai salah satu cobaan kita dalam hidup. Buat saya semakin saya menampik rasa sedih, menolak menangis, makin menumpuk benteng yang menyelimuti hati sehingga saya membuat diri saya kebal dan tidak merasakan apa apa lagi. Padahal, semua pekerjaan saya berhubungan dengan creativity yang sangat mengandalkan hati untuk bekerja.
Tidak ada pakem khusus dalam memulihkan kesedihan akibat kematian, karena :
1. Setiap orang memiliki waktu yang berbeda untuk memproses kesedihan
2. Menangis, didatangi dalam mimpi, bukan merupakan jaminan kedekatan atau barometer apakah sesorang itu merasakan kesedihan atau tidak. Cara bersedih setiap orang berbeda. Hargai orang orang yang justru sulit mengkespresikan kesedihan.
3. Kesedihan yang dirasakan atas kehilangan orang yang kita cintai juga merupakan kesedihan atas masa depan tidak bersama orang tersebut. Kematian orang tua menyebabkan kita menjadi yatim piatu. Menyebabkan kita kehilangan salah satu alasan untuk hidup, membahagiakan orang tua.
4. Kehilangan orang yang kita cintai juga memicu / triger kesedihan kita di masa kecil, merasa diabaikan, ditinggalkan, ect
Sehingga dapat dirasakan bahwa setiap kita kehilangan orang yang kita cintai, kita diharapkan untuk lebih dalam belajar Ikhlas, atas apa yang terjadi di dunia ini, kebesaran dari Yang Maha Kuasa. Segala sesuatu adalah milik NYA, tidak ada yang kekal dalam dunia. Buat saya, yang sangat membatu saya dalam bangkit Ketika saya kehilangan orang orang yang saya cintai adalah dengan mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa dan memprioritaskan diri, focus pada pemulihan, self-care & self-love. Bersemangat memulihkan diri dengan tidak memaksakan segala sesuatu, namun dengan mindful memilih untuk slowing down dan memberikan waktu untuk diri mendekatkan kepada Sang Pencipta dan memberikan cinta yang maksimal untuk diri sendiri, I am deserved to rest, I am enough, I am heal, I am Loved.



Comments