top of page

CINTA TANPA SYARAT, MUNGKIN KAH?

Updated: Jul 21, 2022

Unconditional Love buat saya adalah suatu perasaan dimana saya memutuskan untuk menerima diri saya apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang saya miliki. Menerima kelebihan kadang juga sama hambatannya dengan menerima kekurangan, gak yakin kalau itu benar benar kelebihan kita dan kita memilikinya untuk membantu orang lain. Siapa lah aku sih, untuk membantu orang lain, ngurus diri dan anak anak saja masih kerepotan. Sebuah pesan yang saya dapatkan pada saat saya bermeditasi dan berdoa di depan sebuah rumah sakit kecil yang merupakan salah satu dari yayasan mother Teresa, di bangalore India. Kira kira begini “tidak apa apa kamu mau membantu orang, karena untuk membantu orang tidak selalu harus secara besar besaran, just do a small thing with a great love” setelah meditasi, salah satu teman kami menyebutkan, bahwa itu memang quote dari ibu Teresa. Perkataan sederhana ini mengetuk rasa kecil di hati saya bahwa saya worthy to help others karena saya selama ini saya selalu merasa kecil, tidak mampu, orang lain saja dan berbagai alasan lainnya.


Saat ini faktor eksternal bukan merupakan penentu kedamaian saya, pendapat orang lain hanya pertimbangan, perasaan saya lah penentu di setiap langkah dan keputusan yang dibuat. Pada saat saya meninggalkan semua judgement orang pada saya, perlahan tapi pasti saya mulai menjadi diri yang saya inginkan, diri saya sendiri. Saya mulai menyukai menjadi diri sendiri, enak! Gak lelah berusaha menyenangkan orang lain dan memang kita tidak di takdirkan untuk menyenangkan semua orang. Salah satu unconditional love pada diri sendiri adalah ketika kita lebih mendengarkan hati kita dan meninggalkan pandangan orang lain atas seperti apa hidup yang harus kita jalankan.

Latar belakang saya mencari tahu mengenai cinta apa adanya adalah karena saya ingin bangkit dan percaya bahwa pasti hidup ini lebih dari sekedar sekolah, bekerja, kawin dan berkeluarga. Saya mulai sedikit demi sedikit mendalami spiritual dan mengerti purpose of life, salah satu nya adalah menyembuhkan luka hati saya. Di sebuah lembah yang indah di Nagarkot, Nepal saya mendapat pesan bahwa apa bila saya menyembuhkan diri saya, maka saya menyembuhkan dunia. Heal yourself, heal the world. Ah, masa sih sebegitu penting nya proses penyembuhan saya buat kemanusiaan di bumi ini, I claimed! Pada saat itu saya merasa bahwa saya penting, dan memprioritaskan mental health saya tidak hanya penting buat diri saya dan keluarga tetapi juga buat orang banyak, membantu banyak orang untuk menyadari bahwa dengan memiliki kesehatan mental, kita meningkatkan kualitas hidup kita.

Bisa gak sih kita unconditional love sama orang yang tidak punya hubungan darah (bukan orang tua /bukan anak)? Mencintai adalah suatu tindakan sadar dimana kita bisa memutuskan dengan sadar dengan siapa kita memberikan cinta (pikiran), hal ini akan sangat terasa berbeda dan di perkuat apabila di dukung juga dengan hati (perasaan). Mencintai itu bisa saja, expektasi yang kadang sulit terpenuhi. Sebagai contoh… saya mencintai kamu maka saya berharap bahwa kamu akan membahagiakan saya, sedangkan kebahagiaan juga suatu keputusan yang harus di ambil oleh kita sendiri, bukan dari luar. Apabila, saya mencintai kamu apa adanya, tanpa ada tuntutan apapun, keberadaan (being) saja sudah cukup maka hal ini pasti bisa terjadi.

Pertanyaan selanjutnya, apakah hubungan tanpa ekspektasi itu bisa berjalan? Suatu hubungan / relationship adalah suatu yang “hidup” dalam arti harus di pupuk, dan kedua belah pihak akan bertumbuh. Hubungan yang seimbang adalah bila kedua pihak menerima dan memberi dengan seimbang, apabila tidak maka pihak yang terlalu banyak memberi bisa merasa “burnout” dan hubungan akan terasa pincang / tidak seimbang.

Idealnya dalam suatu hubungan, kedua belah pihak memiliki kesamaan visi ke depan yang sama, menjadikan kedua belah pihak sebagai teman terdekat. Being vulnerable dengan pasangan adalah kunci membina kedekatan / feeling connected satu sama lain. Menghargai setiap peran pasangan kita dalam berhubungan adalah kunci, setiap orang ingin di hargai. We respect ourselves, we respect others.

Apabila pasangan kita menyakiti kita, apakah kita harus tetap mencintai atas dasar unconditional love? Untuk hal ini harus di lihat per kasus. What you tolerate other, is how you teach them to treat you. Dilihat juga dibalik drama yang terjadi apa sih lessonnya buat hidup kita? Apa sih yang sebenernya harus kita perbaiki, sembuhkan, hadapi dalam hidup? Karena bagaimanapun yang orang lakukan kepada kita adalah karena kita mengijinkan, apa yang tidak kita ijin kan terjadi pada kita hanya kita yang bisa mencegahnya, ambil keputusan hidup kita di tangan kita. Never make someone a priority, when your life to them just an option.

Apa yang pasangan kita lakukan kepada kita, bukanlah tanggung jawab kita. Namun memulihkan luka akibat perbuatan tersebut adalah tanggung jawab kita. Seberapa besar penyesalan yang dia tunjukan dalam perbuatan dan perkataan untuk meringankan luka kita, menunjukan seberapa besar dia ingin bersama kita, talk cheap, action speak louder.


Don’t give up on love, just because someone you love hurt you. It’s not the love that hurt you, it’s the person action. Their action speaks about their reflections of themselves, not you and certainly not love. Love is pure, love keep everything ease, peace… beautiful. Love anyway. Honor your journey, set all intention based on love, after all it’s all about love, life is love.


Ayu Tresna Ekadewi

24 Sept 2021

Happy birthday my BFF yustina sekar, rest in heaven

I love you always, I miss you forever.

Comments


bottom of page