CERITA DI BALIK SECANGKIR COFFEE
- Ayu Tresna

- Mar 20, 2021
- 3 min read
Bulan januari 2021 yang lalu, saya sangat berbangga hati karena telah berhasil melakukan beberapa hal baru, salah satunya dengan belajar membuat kopi. Pada saat belajar membuat kopi saya merasa wawasan saya terbuka. Ternyata biji kopi harus diperlakukan khusus untuk mendapat hasil yang maksimal. Sama seperti kehidupan, setiap momennya perlu dinikmati dan dijalani dengan sepenuh hati. Setuju kata pepatah “life is too short for a bad coffee”. Kunci dari bikin kopi itu kesabaran, menunggu moka pot selesai menjalankan tugasnya memanaskan kopi dituntut kesabaran. Ternyata kunci kita sabar itu adalah Harapan, kalau kita yakin dengan kesabaran menunggu kopi naik ke permukaan mokapot akan menghasilkan kopi yang lebih nikmat dari French pressed, maka menunggu jadi tidak membosankan. Jadi, saya mendapatkan 2 kunci sabar yaitu Harapan & Keyakinan. Saya yakin bisa menjalankan hidup dengan lebih baik karena saya punya harapan tinggi untuk masa depan saya.
Berbagai Biji kopi yang ada di pasaran pun memiliki karakteristik masing masing, ada yang enak di campur susu dan ada yang enak dinikmati sendiri saja. Ah, dalam kan? Semua nya sama enak hanya bagaimana kita meraciknya saja. Di kehidupan juga gitu kan? Permasalahan selalu ada tinggal bagaimana kita meresponnya. Semua tergantung diri kita, hidup kita keputusan kita. Bahkan ternyata selera kopi saya adalah Robusta dicampur sedikit Arabica, nikmatnya. Jadi, kalau kita berkolaborasi dengan orang lain, bisa membuat hidup kita lebih nikmat. Meskipun sebelumnya tidak terbayang memadukan kopi Arabica dan Robusta.
Ketika saya memasang foto belajar membuat kopi, ucapan selamat pun berdatangan. Pada post tersebut saya menyelipkan mimpi saya punya kedai kopi di Bali, impian saya untuk menghabiskan hari tua. Bermimpi itu juga punya kekuatan sendiri, kadang kita gak percaya diri untuk memimpikan hidup yang kita inginkan, punya usaha sendiri, punya keluarga yang rukun dan jalan jalan ke tempat tujuan yang kita inginkan. Ah, kalo belum merasa percaya diri untuk memimpikan apa yang kita inginkan, bisa kok dimulai dari cita cita yang kecil dulu nanti makin lama makin besar, bahkan sesuatu yang kita pikir secara logika tidak akan terjadi.
Dalam hidup saya, saya banyak mengalami bahwa sesuatu yang saya inginkan di masa muda, ternyata terwujud. Misalnya punya anak perempuan (selalu senang melihat bayi perempuan), bisa bikin baju dan punya line baju sendiri, mau jadi penulis (dulu aktif di majalah sekolah / kampus), kedepannya saya mau punya talkshow kaya oprah (first step dulu ya, IG LIVE di ayutresna.id)
Kunci dari keinginan atau manifestasi adalah harapan. Cara mewujudkan mimpi jadi kenyataan adalah dengan fokus pada apa yang kita inginkan, dan bilang tidak pada apapun selain itu / menjauhkan dari itu. Misalnya, di awal tahun 2019 saya memanifestasikan berlibur dengan anak anak, namun pada saat ini kondisi keuangan saya belum memungkinkan. Hal tersebut tidak menjadi halangan buat saya untuk menetapkan niat saya membawa anak anak liburan. Saya merasa bahwa setelah dua tahun tidak keluar kota bersama, mereka layak merasakan liburan lagi. Awal bulan agustus 2019 seseorang yang sangat baik menawarkan kamar hotel di luar kota untuk saya dan anak anak, dia harus membatalkan liburannya karena pada tanggal yang ditentukan berhalangan. Hotel tersebut sangat bagus, dan karena 2 kamar tersedia saya bisa membawa ibu saya ikut serta dan menikmati hawa bersih luar kota dan makanan enak yang ada di hotel tersebut. Rasa terima kasih yang sangat besar pada teman saya dan keluarganya yang sangat baik.
Saya juga mendapat suatu pelajaran yang berguna, manifest dan niatkan semua yang kita ingin wujudkan, kita tidak pernah tahu bagaimana alam semesta bekerja, namun kita bisa menghaturkan doa untuk semua keinginan keinginan kita.
Make yourself worthy
We are enough, we are deserved
We are Love
Ayu Tresna Ekadewi,
31 January 2021



Comments